Sunday, March 15, 2020

Contoh cerpen tema bullying 4000 kata

DARI LAWAN JADI TEMAN
Waktu menunjukkan pukul 05:30 dimana aku harus bangun untuk menjalankan aktivitas termalasku yaitu sekolah, dan setelah menunggu jam 06:45 aku bersiap untuk pergi ke sekolah, sekolah ku jauh dari rumah sehingga aku harus berangkat sebelum bel masuk
Oh iya perkenalkan namaku Dendi setiawan sekarang aku kelas XII, kalo ditanya hal apa yang paling kamu benci didunia ini aku akan menjawab sekolah karena di sekolah aku sering dibully oleh teman temanku karena aku jelek dan jaket yang aku punya murah beda dengan mereka yang mempunyai jaket mahal dan bermerek
TEETTT .... TEETTT ......
Bel sekolah pun berbunyi sehingga aku harus masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran, saat aku mau masuk ke kelas di depan kelas aku disambut dengan ejekan teman temanku.
"Awas anak branded mau lewat" Ucap hendi.
"Awas awas minggir kasih jalan" Ucap anam.
Aku tetap masuk ke kelas meskipun sebenarnya malas karena ejekan dari hendi dan anam dan aku langsung menuju tempat dudukku di tempat duduk pun aku langsung disamperin oleh mereka berdua.
"Den jaketmu keren juga yaa, boleh aku pinjam gak" Ucap anam.
"Tuh si anam mau pinjam den" Ucap hendi.
"Nih aku pinjemin" Jawabku
Setelah aku kasih jaketnya ke anam tapi dia malah membuan jaketku keluar kelas, sehingga jaketku kotor.
"Kenapa kamu membuang jaketku" Ucapku kepada anam.
"Karena jaketmu itu murahan dan pantas untuk di buang" Ucap anam.
"Haha dasar orang miskin sok branded" Ucap hendi.
"Emang kenapa kalo jaket punyaku murah" Ucapku.
"Ya ngga pantas aja kalo jaket murah dipakai" Ucap hendi.
Jam pelajaran pun dimulai, dan mereka pun meninggalkan aku saat guru sedang menerangkan materi pun mereka masih usil kepadaku dengan melempari aku dengan buntalan kertas tetapi aku tetap sabar dan diam untuk mendengarkan materi yang di berikan oleh guruku.
TEETTT..... TEETTT......
Bel istirahat pun berbunyi, dan aku pergi ke kantin untuk makan saat aku makan pun aku selalu di ganggu oleh mereka berdua.
"Udah udah makannya jangan banyak banyak entar uang mu gak nyukup" Ucap anam sambil menarik narik makananku.
"Haha udah udah jangan banyak banyak makannya" Ucap hendi.
"Tolong aku lagi makan jangan diganggu" Ucapku kepada mereka berdua.
Melihat aku diganggu oleh anam dan hendi, jono pun datang untuk mengusir mereka berdua
"Udah pergi pergi jangan ganggu orang makan" Ucap jono.
"Kamu siapa berani beraninya mengusir kami berdua" Ucap hendi.
"Dendi itu lagi makan jadi jangan ganggu" Ucap jono.
"Kamu bela Dendi itu emang siapanya" Ucap anam.
"Aku temannya lah, udah sana pergi saja" Ucap jono.
"Ayo nam kita pergi saja" Ucap hendi.
"Ayo hen" Ucap anam.
TEETTT ..... TEETTT ........
Bel masuk pun berbunyi, aku dan jono segera masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran berikutnya, saat aku mau duduk kursiku ditarik oleh hendi sehingga aku terjatuh dan ditertawakan oleh teman temanku di kelas.
"Maksudnya apa kamu tarik kursiku itu" Ucapku kepada hendi.
"Ya agar kamu jatuh lah hahahaha" Ucap hendi.
"Dasar lemah begitu aja jatuh" Ucap anam.
Jam pelajaran pun dimulai dan aku memperhatikan guruku yang sedang menjelaskan pelajaran, tidak seperti mereka berdua yang saat jam pelajaran di mulai malah bermain HP sampai jam pelajaran berakhir.
TEETTT.... TEETTT......
Bel istirahat kedua pun berbunyi, dan aku langsung menuju masjid untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur, saat aku selesai menunaikan ibadah sholat dzuhur aku kehilangan sepatuku dan ternyata sepatuku di tendang tendang  oleh hendi dan anam di lapangan
"Hen kembalikan sepatuku" Ucapku.
"Kamu mau sepatumu kembali?" Ucap hendi.
"Iyalah" Ucapku.
"Ini ambil sendiri sepatumu" Ucap hendi, sambil melempar sepatuku ke tong sampah.
"Kenapa kamu membuang sepatuku ke tong sampah" Ucapku.
"Karena sepatumu itu sampah dan layak untuk dibuang" Ucap hendi.
"Hahahaha dasar punyamu itu sampah semua dari jaket sampai sepatu" Ucap anam.
"Aku emang engga seperti kalian yang semuanya original dan mahal" Ucapku kepada mereka berdua.
"Haha dasar miskin" Ucap hendi kepadaku.
Aku pun segera mengambil sepatu yang dilempar oleh hendi di tempat sampah dan segera aku bersihkan dengan air.
TEETTT ...... TEETTT ......
Bel masuk pun berbunyi, dan aku segera masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya, saat aku masuk ke kelas buku buku yang tadinya rapi tertata ditas membalik berantakan dan ternyata yang membuat buku ku berantakan ternyata hendi dan anam.
"Siapa yang membuat buku ku berantakan jon? " Tanyaku kepada jono.
"Tadi yang membuat bukumu berantakan adalah hendi dan anam den" Ucap jono kepadaku
"Kenapa yaa mereka selalu usil kepadaku, padahal aku engga pernah usil kepada mereka" Ucapku kepada jono.
"Mereka emang sifatnya dari dulu begitu den" Ucap jono kepadaku.
"Untungnya aku bisa sabar jon menghadapi tingkah mereka kepadaku" Ucapku.
"Kamu yang sabar yaaa den" Ucap jono.
"Iya jon" Ucapku.
Jam pelajaran pun dimulai sehingga anam dan hendi masuk ke kelas, saat mereka masuk ke kelas aku langsung tanya kepada mereka mengenai masalah tadi.
"Hey kalian berdua kenapa tadi kalian membuat buku bukuku berantakan" Ucapku kepada mereka berdua.
"Soalnya semua barang yang kamu miliki itu sampah" Ucap anam.
"Kok kamu tahu kami yang membuat bukumu berantakan" Ucap hendi
"Barang yang aku miliki itu bukan sampah, semua itu diberikan dari jerih payah orang tuaku kepadaku" Ucapku kepada mereka berdua.
"Kamu engga perlu tahu orangny siapa yang memberi tahu kepadaku" Ucapku.
"Hahaha iya deh maaf" Ucap hendi.
Jam pelajaran pun dimulai, saat guru masih menjelaskan materi hendi dan anam malah menjaili aku dengan melempar lemparkan buntalan kertas kepadaku sehingga mereka dimurahin oleh guru pengajar dan disuruh push up di depan kelas.
TEETTT.......  TEETTT.......
Bel pulang pun berbunyi dan itulah yang aku paling tunggu tunggu dari tadi, aku segera mengambil tas untuk beranjak pulang, saat aku mau pulang tak henti hentinya mereka menjaili aku dengan mengempiskan ban motor saya.
"Kenapa ban motor ku dikempesin nam? " Ucapku.
"Kok kamu menyalahkan saya sih den" Ucap anam.
"Kan kamu yang ada di motorku" Ucapku.
"Siapa tau ban motormu bocor den, coba dilihat dulu" Ucap anam.
"Tapi ngga mungkin bocor nam soalnya dari tadi pagi engga kempes" Ucapku.
"Kamu menuduh aku emang ada buktinya?" Ucap anam.
"Engga sih nam" Ucapku.
"Nah kalo engga ada buktinya mendingan diem aja ngga usah main nuduh nuduh seenaknya".Ucap anam sambil membentakku.
"Maaf deh nam kalo aku salah" Ucapku kepada anam.
Dan aku segera membawa motorku ke bengkel untuk menambah angin ban motorku, walau tadi di sekolah membuat ku kesal dan marah tapi aku sangat bahagia pulang sekolah karena aku bisa melihat orang orang yang menyayangiku yaitu ayah ibu dan keluarga lainnya.

Malam pun berlalu dan matahari terbit dengan cerah, sehingga aku harus bersiap siap untuk melaksanakan kegiatan seperti biasanya yaitu sekolah.
Setelah aku sampai disekolah aku langsung masuk kelas dan membersihkan kelas karena aku piket hari ini, setelah aku bersihkan tiba tiba aku di panggil hendi dan anam.
"Hey anak branded sini aku mau ngomong" Ucap hendi.
"Iya bentar hen ini mau aku selesaikan dulu nyapunya" Ucapku.
"Sini dulu nyapunya lanjut nanti" Ucap anam kepadaku sambil membentak.
"Iya iya kenapa kalian memanggilku" Ucapku.
"Kemarin kamu nuduh anam kalo anam yang bikin kempes ban motormu yaa" Ucap hendi kepadaku sambil membentakku.
"Engga kok aku cuma nanya doang pada anam" Ucapku.
"Ngga usah bohong deh kamu udah jelas jelas kemarin kamu nuduh aku kok" Ucap anam kepada sambil memukul kepalaku.
"Tuh si anam bilang sendiri kalo kamu nuduh dia" Ucap hendi.
"Engga kok aku kemarin cuma nanya doang" Ucapku.
"Dasar engga mau ngaku" Ucap hendi sambil memukul kepalaku.
"Ayo hen kita tinggal aja dia, biarin aja dia nyapu kelas lagi" Ucap anam.
TEETTT..... TEETTT.......
Jam pelajaran pun dimulai dan aku disuruh untuk maju kedepan untuk menjelaskan hasil pekerjaan rumah yang diberikan guruku kemarin, saat aku maju kedepan aku disoraki oleh teman temanku dengan kata kata yang jelek karena pekerjaan rumahku salah, hendi dan anam pun juga mengejekku dan melempar buntalan kertas ke mukaku
"Udah udah duduk saja kalo tugasnya salah" Ucap hendi sambil melempar kertas ke mukaku.
"Huuuuuu dasar tugas begitu saja engga bisa dikerjakan" Ucap anam.
"Udah anak anak jangan mengejek teman kamu yang salah, soalnya manusia itu wajar kalo salah" Ucap guruku.
"Udah den kamu duduk saja sana" Ucap guruku kembali.
Aku pun malu atas ejekan teman temanku karena aku salah mengerjakan tugas, tetapi aku akan selalu berusaha agar kedepannya bisa benar dan tidak salah lagi.
TEETTT..... TEETTT.......
Bel istirahat pun berbunyi dan aku segera pergi ke kantin untuk makan saat aku selesai makan dari kantin dan aku kembali lagi ke kelas tiba tiba tas sekolahku hilang dan aku langsung tanya pada jono karena dia adalah teman sebangku aku.
"Jon lihat tas aku nggak" Ucapku.
"Ohhh tas kamu tadi di umpetin sama anam dan hendi" Ucap jono.
"Kamu tau ngga tas aku di umpetin dimana" Ucapku.
"Tadi kayaknya diumpetin di laci meja guru den coba kamu lihat ada apa engga" Ucap jono.
"Oh iya ini jon ada disini tasnya" Ucapku sambil memegang tasku.
TEETTT...... TEETTT......
Bel masuk pun berbunyi dan aku langsung menanyai hendi dan anam soal masalah tas aku yang di umpetin mereka.
"Hen nam kenapa kalian tadi ngumpetin tas aku" Ucapku.
"Loh kok kamu nanyain kita berdua sih" Ucap hendi.
"Tapi benarkan kalian yang ngumpetin tas aku" Ucapku.
"Emangnya siapa yang bilang kalo kami yang ngumpetin tas kamu" Ucap anam.
"Aku tadi tanya pada jono dan kalian yang ngumpetin tas aku di meja guru" Ucapku.
"Kalo iya kami yang ngumpetin emang kenapa" Ucap hendi.
"Ya maksudnya apa coba tas aku di umpetin di laci meja guru" Ucapku.
"Biar kamu kalo mengerjakan pekerjaan rumah benar terus engga salah kaya tadi, bener ngga nam" Ucap hendi.
"Iya bener biar tugas tugasmu selalu benar kalo dikerjakan dirumah" Ucap anam.
"Tapi kan engga perlu juga kan ngumpetin tas aku di meja guru" Ucapku.
"Ya perlu lah, kan itu buat kamu juga biar kamu bisa bener terus kalo dikasih tugas, hahahahaha bener gak nam" Ucap hendi.
"Iya tuh bener apa kata hendi, hahahaa" Ucap anam kepadaku sambil tertawa terbahak bahak.
Sebenarnya aku masih geram atas tingkah mereka kepadaku, tapi aku tetap bersabar menghadapi semua itu karena aku tau itu semua adalah ujian dari Tuhan. Jam pelajaran pun tetap berjalan dengan lancar sampai bel istirahat kedua pun berbunyi.
TEETTTT.......TEETTTT.......
Aku pun segera pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur berjamaah, setelah selesai sholat dzuhur berjamaah aku langsung masuk ke kelas untuk melanjutkan jam pelajaran berikutnya, saat aku mau masuk ke kelas aku dipanggil oleh anam dan hendi.
"Den sini" Ucap anam sambil melambaikan tangannya kepadaku.
"Iya ada apa nam kok aku di seuruh kesini" Ucapku.
"Beliin es sana aku sama hendi haus nih" Ucap anam.
"Iya sana beliin es dong aku haus banget" Ucap hendi.
"Aku gak punya uang hen nam" Ucapku.
"Gak usah bohong kamu, coba geledah sakunya nam ada uang nggak" Ucap hendi.
"Nah ini ada uang den" Ucap anam sambil menggeledah saku aku.
"Ini uang buat aku nabung untuk beli jaket baru, soalnya kan kemarin jaket aku dibuang oleh kalian" Ucapku.
"Kamu kalo mau jaketnya tidak dibuang lagi beliin kami es dulu soalnya kami haus" Ucap hendi.
"Kalian kan anak orang kaya masak engga punya uang" Ucapku.
"Kamu disuruh malah membentak yaaa" Ucap hendi sambil memukul kepalaku.
"Ya bukannya aku gak mau beliin es buat kalian, tapi kan aku juga butuh uang ini untuk beli jaket" Ucapku.
"Udah udah bawa sini uangnya" Ucap anam sambil merebut uang aku.
"Eh kembalikan uang aku nam" Ucapku.
"Ayo hen kita pergi ini udah ada uangnya buat beli es" Ucap anam.
"Kembalikan uang aku nam" Ucapku.
"Udah sana kamu masuk kelas aja" Ucap anam.
Aku pun akhirnya harus masuk ke kelas walaupun sebenarnya aku butuh uang itu tapi aku ikhlasin aja. Jam pelajaran pun dimulai dan aku memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi sampai akhir jam pelajaran selesai dan bel pulang pun berbunyi.
TETTT....... TEETTTT.....
Setelah bel berbunyi disitulah kebahagiaan ku kembali muncul karena aku bisa bertemu dengan keluargaku yang menyayangi aku. Malam pun datang kembali dengan kegelapan yang mengingatkan aku untuk mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guruku tadi siang, dan aku segera mengerjakannya agar cepat jadi dan aku bisa tunjukkan kepada guruku.

Sinar pagi yang hangat pun menyambutku, dan aku segera untuk menjalankan aktivitas termalasku kembali yaitu Sekolah, jam pun menunjukkan pukul 06:45 dan mengingatkan aku untuk segera berangkat sekolah.
Saat aku sampai disekolah aku segera masuk ke kelas untuk mengoreksi kembali tugas yang aku kerjakan semalam.
TEETTTT.........  TEETTTT.........
Bel masuk pun berbunyi dan guru masuk ke kelas untuk mengoreksi tugas yang diberikan kemarin,
Saat aku di panggil oleh guruku ke depan aku langsung disorak soraki oleh hendi dan anam.
"Hey mau apa kamu maju kedepan palingan nanti tugas kamu salah lagi" ucap hendi.
" Iya mau apa kamu maju kedepan palingan juga salah nantinya"ucap anam.
" Engga apapa den sana maju aja dulu jangan dengerin ucapan mereka" Ucap jono yang membelamu.
"Iya jon aku juga ngga dengerin ucapan yang mereka katakan" Ucapku.
Setelah aku maju kedepan dan aku berikan tugasku kepada guruku allhamdulilah, ternyata tugasku benar tapi hendi dan anam tidak terima jika tugasku benar.
"Palingan itu minta dikerjakan oleh ibunya bu kan ibunya si dendi seorang guru" Ucap anam.
"Iya bu palingan itu tugasnya minta dikerjakan oleh kakaknya" Ucap hendi.
"Engga kok bu ini tugasnya aku kerjakan sendiri" Ucapku.
"Bohong palingan itubu" Ucap anam.
"Udah yang penting sidendi udah benar tugasnya" Ucap guruku.
"Iya bu makasih" Ucapku.
TEETTTT..... TEETTTT........
Bel istirahat pun berbunyi, dan aku segera pergi ke kantin untuk makan setelah aku makan dari kantin dan aku masuk kembali ke kelas aku melihat tasku berantakan dan jaket baruku yang tadinya ada di tas sekarang hilang entah kemana dan aku coba tanya ke jono karena dia yang dari tadi di kelas.
"Jon kamu lihat siapa yang buat tas aku berantakan ngga" Ucapku.
"Oh tadi tas kamu dibuat berantakan oleh anam dan hendi" Ucap jono.
"Oh iya jon makasih infonya" Ucapku.
Akhirnya hendi dan anam pun masuk kelas dan aku langsung menghampiri mereka berdua untuk menanyakan masalah tadi.
"Hei kalian berdua, kenapa tadi kalian membuat tas aku berantakan padahal aku ngga ada masalah sama kalian" Ucapku.
"La emang ngga boleh kalo kami buat berantakan tas kamu" Ucap anam.
"Ya ngga boleh lah emang salah aku apa sama kalian" Ucapku.
"Ya soalnya kamu itu emang pantes dikerjain iya gak nam" Ucap hendi.
"Kamu ngga usah seenaknya ngerjain orang dong aku sekolah itu buat cari ilmu bukan untuk dikerjain sama kalian" Ucapku.
"Kamu ngga terima yaa kalo kami kerjain" Ucap hendi sambil mendorong aku.
"Iya aku engga terima" Ucapku.
"Terus mau kamu apa" Ucap anam.
"Kamu mau ngajak kami berantem, Ayo sini" Ucap hendi sambil memukul aku.
"Udah udah jangan pada berantem kita semua kan kawan satu kelas" Sambung jono.
"Awas yaa kalian berdua" Ucapku sambil pergi meninggalkan mereka.
Karena aku sudah muak terhadap kelakuan mereka terhadap aku akhirnya aku melaporkan mereka berdua ke guru BK, setelah aku laporkan mereka akhirnya mereka dipanggil guru BK dan mereka diancam untuk dikeluarkan dari sekolah.
"Den aku minta maaf yaa atas tingkah laku aku dan anam terhadap kamu selama ini" Ucap hendi sambil meminta maaf kepadaku.
"Iya den kami minta maaf yaaa atas kelakuan kami selama ini" Ucap anam.
"Aku akan maafin kalian jika kalian tidak mengulanginya lagi" Ucapku.
"Soalnya kami berdua akan dikeluarkan dari sekolah jika kamu engga maafin kami den" Ucap anam.
"Kamu beneran maafin kami berdua den" Ucap hendi.
"Iya iya aku akan maafin kalian berdua asalkan kalian berdua mengerjakan tugas sekolahku seminggu ini" Ucapku.
"Iya den kami akan lakukan apa yang kamu mau asalkan kamu memafkan aku dan anam, soalnya kami berdua gak mau dikeluarkan dari sekolah" Ucap hendi sambil memegang tanganku
"Siap den nanti tugas kamu biar kami saja yang mengerjakan tapi kamu harus maafin kami dan kamu bilang ke guru BK jika kamu dengan kami tidak ada masalah lagi" Ucap anam.
"Iyadeh nanti aku bilang ke guru BK kalo aku sudah maafin kalian berdua dan kalian tidak ada masalah lagi denganku" Ucapku.
"Iya deh den makasih kalo gitu tapi kamu beneran maafin kami berdua kan" Ucap hendi.
"Iya aku udah maafin kalian berdua" Ucapku.
"Makannya besok lagi jangan pernah membully orang karena orang yang dibully itu perasaannya sakit dan hatinya penuh dendam dengan orang yang telah membullynya apalagi jika orang itu tidak salah pasti dia menyimpan dendam dihatinya" Ucapku.
"Iya deh den kami tidak akan pernah membully orang lagi" Ucap anam.
"Iya den kami janji engga akan pernah membully orang lagi" Sambung hendi.
TEETTTT ..........  TEETTT.......
Bel istirahat kedua pun berbunyi, pada saat inilah aku diajak ke kantin oleh hendi dan anam untuk pertama kalinya saat sampai dikantin pun aku juga ditawarin makanan oleh mereka berdua.
"Den mau minta makan apa kamu" Ucap anam sambil menawari aku makanan.
"Aku ikut kalian berdua sajalah mau makan apa" Ucapku.
"Kamu gak perlu takut uang kamu kurang nanti kami yang bayarin, udah kamu mau pesan apa cepet" Ucap hendi.
"Jadi ngga enak nih aku kalo kaya gini" Ucapku.
"Udah gapapa anggap saja ini permintaan maaf kami kepadamu" Ucap hendi.
"Yaudah aku pesan mie instan saja satu" Ucapku.
"Udah itu aja den? " Ucap anam.
"Iya nam itu saja" Ucapku.
"Oke siap den" Ucap anam.
Dan nggak terasa waktu sudah sore dan aku segera pulang ke rumah, mungkin ini yang dinamakan hari pertama aku merasa senang sekali karena aku bisa mempunyai teman yang sesungguhnya teman.
Malam pun berlalu dan sinar pagi pun muncul menyapaku aku pun bersemangat untuk pergi ke sekolah karena aku sudah tidak mempunyai teman yang membully aku seperti sebelumnya, walapun aku masih menyimpan sedikit rasa dendam kepada hendi dan anam tetapi aku akan tetap berteman pada mereka berdua karena mungkin mereka berdua nantinya akan menjadi teman baikku.
TEETTT.......  TEETTT.......
Bel masuk sekolah pun berbunyi dan aku segera masuk ke kelasku, saat aku masuk ke kelas aku langsung disapa senyuman oleh hendi dan anam tidak seperti sebelumnya yang disapa dengan ejekan.
"Pagi den" Ucap anam dengan senyuman.
"Hey nam pagi juga" Ucapku.
"Sehat den hari ini" Tambah hendi.
"Oh sehat nih hen, kamu bagaimana sehat nggak" Ucapku.
"Aku jelas sehat lah den" Jawab hendi.
"Sini den duduk di depanku saja biar kita bisa tambah deket lagi temannya" Ucap anam.
"Oh iya nam nanti aku duduk di depanmu sama jono" Ucapku.
"La jono mana den emangnya belum berangkat" Ucap hendi.
"Iya nih sijono belum berangkat" Ucapku.
"Palingan dia telat den" Ucap anam.
"Iya palingan dia telat" Ucapku.
Setelah menunggu lama akhirnya jono masuk ke kelas dengan keadaan lemes.
"Jon sini duduk disampingku" Ucapku.
"Oh iya den" Ucap jono.
"Kamu kok lemas begitu habis ngapain emangnya" Ucapku.
"Aku tadi telat den dan aku disuruh push up 200 kali" Ucap jono sambil merasa kelelahan.
"Besok lagi jangan telat jon kalo berangkat" Ucapku.
"Iya den aku besok lagi gak akan telat, eh la kamu kok tumben duduknya didepan hendi dan anam emang kamu gak takut kamu dibully oleh mereka berdua" Tanya jono.
"Mereka berdua udah jadi temanku jon sekarang" Ucapku.
"Yakin nih den" Ucap jono.
"Iya jon kalo gak pernah tanya aja sama hendi dan anam" Ucapku.
"Emang kalian berdua udah gak jahat lagi sama dendi" Ucap jono kepada hendi dan anam.
"Iya jon kami udah khilaf atas perbuatan kami pada dendi" Ucap anam.
"Ya bener deh kalo kalian udah gak jahat lagi sama dendi, soalnya kalo kalian begitu terus sama dendi pasti hati dendi itu sakit dan dendam pada kalian" Ucap jono.
"Iya jon kami gak akan berbuat jahat lagi pada dendi" Ucap hendi.
"Ya betul deh kalo begitu" Ucap jono.
"Udah jon kamu istirahat aja dulu kan kamu masih lelah mestinya" Ucapku.
"Iya jon kamu istirahat aja dulu" Tambah hendi.
Aku percaya dan bahkan sangat percaya Tuhan itu ada buktinya setelah aku di berikan penderitaan tapi dengan kuasanya sekarang aku di berikan kebahagiaan. Sekarang aku memiliki banyak teman dan seorang sahabat yang sangat hebat, dan ingat janganlah kamu berbuat jahat kepada orang karena orang itu pasti menyimpan rasa dendam kepadamu apalagi orang yang tidak pernah berbuat jahat kepadamu pasti dia akan lebih menyimpan rasa dendam kepadamu.
                                -TAMAT-